Nama : Aldy Himawan Nuari
Kelas / Kelompok: : 3c/ c.1.1
NIS : 114623
Tanggal Mulai : 30 / 09 / 2013
Tanggal Selesai : 30 / 09 / 2013
Judul Penetapan : Penentuan Kadar karbohidrat metode luff
Tujuan Penetapan :Untuk mengetahui kadar karbohidrat dalam sampel indomie metode luff
Dasar Prinsip :Prinsip kedua cara ini adalah hidrolisis pati oleh asam menjadi gula pereduksi. pada penetapan cara luff dipakai pereduksi garam Cu kompleks, dimana glukosa yang bersifat pereduksi akan mereduksi cu2+ menjadi Cu+ yang berwarna merah bata. kemudian kelebihan Cu2+ ditetapkan dengan cara iodometri. dengan menetapkan blanko, maka volume tio yang dibutuhkan untuk menitar kelebihan Cu2+ dapat diketahui. selisih volume tio blanko sample setara dengan jumlah bobot glukosa yang terdapat dalam sample
Reaksi : (C6H10O5)n + H2O --> nC6H12O6
C6H12O6 + 2CuO --> Cu2O + C5H11O5COOH
CuO sisa + 2KI + H2SO4 --> CuI2 + K2SO4 + H2O
CuI2 <--> Cu2I2 + I2
I2 + 2Na2S2O3 --> 2NaI + Na2S4O6
Landasan Teori :
Karbohidrat adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari
unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat
didefinisikan sebagai senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon.
Ditinjau dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan
senyawa-senyawa penting karena merupakan sumber energi yang palin ekonomis da
paln tersebar luas. Bahan pangan yang dihasilkan di dunia sebagian terbesar
terdiri dari bahan pangan yang kaya akan karbohidrat.
Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff
Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa).
Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+
menjadi Cu1+.
Reaksi yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :
O O
R – C + 2 Cu2+ + 4 OH-
R – C
H H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+ +
4 I- → CH2I2 I2
I2 + 2
NaS2 → 2 NaI + Na2S4O2
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat
mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar sukrosa harus dilakukan inversi
terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukrosa harus
diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada hidrolisis sukrosa berubah
menjadi gula invert.
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Sukrosa gula reduksi
Karohidrat terdiri dari
bermacam-macam dan menurut ukuran molekul dapat dibagi dalam tiga golongan,
yaitu:
a. Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dan
tidak diuraikan lagi. Golongan ini yaitu glukosa dan fruktosa
b. Disakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida.
Golongan ini yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa
c. Polisakarida, karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul
monosakarida. Golongan ini yaitu patim glikogen dan selulosa
Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang
merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi
sebagai berikut :
R-CHO + 2 Cu2+ à R-COOH + Cu2O
2 Cu2+ + 4 I-
à Cu2I2 + I2
2 S2O32-
+ I2 à S4O62- + 2 I-
Monosakarida akan
mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan
direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2
yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya
prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan
menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses
iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam
larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4)
dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida
berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2
yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2
bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3
sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum,
maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini
baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam
penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode
tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu
tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl
mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal
ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil
pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis Karbohidrat
· Peran dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan
makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak
langsung. Organisme autotrof
seperti tumbuhan hijau, bakteri,
dan alga fotosintetik
memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof,
termasuk manusia,
benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon
dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk
mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida
3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar
senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya
glukosa, selulosa, dan amilum.
·
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah
satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk
hidup. Monosakarida, khususnya glukosa,
merupakan nutrien
utama sel.
Misalnya, pada vertebrata,
glukosa mengalir dalam aliran darah
sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap
glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi
seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul
organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki
nilai energi 4 Kalori.
Dalam menu makanan orang Asia Tenggara
termasuk Indonesia,
umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan
sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna
tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya,
yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat
menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%.]
Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi
manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat
selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan
lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga
selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh
makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan
segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses
metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan
lemak.
·
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida
berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk
menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu
polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau
butiran di dalam organel
plastid,
termasuk kloroplas.
Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan
bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan
menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen
pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk
jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu
sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
·
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun
materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen
utama dinding sel
tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air,
dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu
dari jaringan tumbuhan.[10]
Kayu terutama terbuat dari
selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir
seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural
penting lainnya ialah kitin,
karbohidrat yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda
(serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan
lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika
dilapisi kalsium karbonat. Kitin
juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari
struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel
ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi
perlindungan fisik bagi membran sel
yang lunak dan sitoplasma
di dalam sel.
Karbohidrat struktural
lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain
ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan
maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun
proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri
terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel
pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot.
Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan
pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa
oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia
pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada
permukaan sel darah merah
Karbohidrat
adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan sebagai
senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Ditinjau
dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting karena
merupakan sumber energi yang palin ekonomis da paln tersebar luas. Bahan pangan
yang dihasilkan di dunia sebagian terbesar terdiri dari bahan pangan yang kaya
akan karbohidrat.
Metode
Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh
gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis
karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+
menjadi Cu1+.
Reaksi
yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :
O O
R
– C + 2 Cu2+ + 4 OH-
R – C
H H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+
+ 4 I- →
CH2I2 I2
I2 + 2 NaS2 → 2 NaI + Na2S4O2
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu
untuk menentukan kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi
glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan
faktor 0,95 karena pada hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula invert.
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Sukrosa gula
reduksi
Karohidrat terdiri dari bermacam-macam dan menurut ukuran
molekul dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
a. Monosakarida,
karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dan tidak diuraikan lagi.
Golongan ini yaitu glukosa dan fruktosa
b. Disakarida,
karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
sukrosa, maltosa dan laktosa
c. Polisakarida,
karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
patim glikogen dan selulosa
Penentuan Karbohidrat
dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang merupakan
gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai
berikut :
R-CHO
+ 2 Cu2+ à
R-COOH + Cu2O
2
Cu2+ + 4 I- à
Cu2I2 + I2
2
S2O32- + I2 à
S4O62- + 2 I-
Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam
larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa
yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas
untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses
titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat
zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang
bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat
zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara
jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas
ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3
sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum,
maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur
kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff
Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan
I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan
yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari
penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis
Karbohidrat
·
Peran
dalam biosfer
Fotosintesis
menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung
atau tidak langsung. Organisme autotrof
seperti tumbuhan hijau, bakteri,
dan alga fotosintetik
memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof,
termasuk manusia,
benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis,
karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk
mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida
3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar
senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya
glukosa, selulosa, dan amilum.
·
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan
dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel
tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain
itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk
sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam
amino
dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup
tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya
padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi
jalar),
dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh
manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu
bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat
menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna
selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis
dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu
makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang
sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain sebagai sumber energi,
karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur
sel dengan mengikat protein dan lemak.
·
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi
simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan
gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan.
Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk
kloroplas. Dengan mensintesis
pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan
bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada
sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk
jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari
kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
·
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida
struktural. Misalnya, selulosa
ialah komponen utama dinding
sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam
air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian
berkayu dari jaringan tumbuhan.[10]
Kayu terutama terbuat dari
selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya
dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun
kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga,
laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan
lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika
dilapisi kalsium karbonat. Kitin
juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur
gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding
sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi
perlindungan fisik bagi membran
sel yang lunak dan sitoplasma
di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul
gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan
terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas
protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot.
Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada
permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida
dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia
pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada
permukaan sel darah merah.
- See more at: http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html#sthash.qXPgbIGX.dpuf
Karbohidrat
adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan sebagai
senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Ditinjau
dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting karena
merupakan sumber energi yang palin ekonomis da paln tersebar luas. Bahan pangan
yang dihasilkan di dunia sebagian terbesar terdiri dari bahan pangan yang kaya
akan karbohidrat.
Metode
Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh
gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis
karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+
menjadi Cu1+.
Reaksi
yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :
O O
R
– C + 2 Cu2+ + 4 OH-
R – C
H H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+
+ 4 I- →
CH2I2 I2
I2 + 2 NaS2 → 2 NaI + Na2S4O2
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu
untuk menentukan kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi
glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan
faktor 0,95 karena pada hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula invert.
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Sukrosa gula
reduksi
Karohidrat terdiri dari bermacam-macam dan menurut ukuran
molekul dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
a. Monosakarida,
karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dan tidak diuraikan lagi.
Golongan ini yaitu glukosa dan fruktosa
b. Disakarida,
karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
sukrosa, maltosa dan laktosa
c. Polisakarida,
karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
patim glikogen dan selulosa
Penentuan Karbohidrat
dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang merupakan
gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai
berikut :
R-CHO
+ 2 Cu2+ à
R-COOH + Cu2O
2
Cu2+ + 4 I- à
Cu2I2 + I2
2
S2O32- + I2 à
S4O62- + 2 I-
Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam
larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa
yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas
untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses
titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat
zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang
bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat
zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara
jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas
ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3
sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum,
maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur
kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff
Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan
I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan
yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari
penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis
Karbohidrat
·
Peran
dalam biosfer
Fotosintesis
menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung
atau tidak langsung. Organisme autotrof
seperti tumbuhan hijau, bakteri,
dan alga fotosintetik
memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof,
termasuk manusia,
benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis,
karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk
mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida
3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar
senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya
glukosa, selulosa, dan amilum.
·
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan
dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel
tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain
itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk
sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam
amino
dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup
tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya
padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi
jalar),
dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh
manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu
bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat
menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna
selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis
dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu
makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang
sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain sebagai sumber energi,
karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur
sel dengan mengikat protein dan lemak.
·
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi
simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan
gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan.
Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk
kloroplas. Dengan mensintesis
pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan
bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada
sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk
jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari
kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
·
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida
struktural. Misalnya, selulosa
ialah komponen utama dinding
sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam
air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian
berkayu dari jaringan tumbuhan.[10]
Kayu terutama terbuat dari
selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya
dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun
kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga,
laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan
lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika
dilapisi kalsium karbonat. Kitin
juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur
gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding
sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi
perlindungan fisik bagi membran
sel yang lunak dan sitoplasma
di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul
gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan
terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas
protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot.
Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada
permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida
dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia
pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada
permukaan sel darah merah.
- See more at: http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html#sthash.qXPgbIGX.dpuf
Karbohidrat
adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan sebagai
senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Ditinjau
dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting karena
merupakan sumber energi yang palin ekonomis da paln tersebar luas. Bahan pangan
yang dihasilkan di dunia sebagian terbesar terdiri dari bahan pangan yang kaya
akan karbohidrat.
Metode
Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh
gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis
karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+
menjadi Cu1+.
Reaksi
yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :
O O
R
– C + 2 Cu2+ + 4 OH-
R – C
H H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+
+ 4 I- →
CH2I2 I2
I2 + 2 NaS2 → 2 NaI + Na2S4O2
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu
untuk menentukan kadar sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi
glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan
faktor 0,95 karena pada hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula invert.
C12H22O11 + H2O → 2C6H12O6
Sukrosa gula
reduksi
Karohidrat terdiri dari bermacam-macam dan menurut ukuran
molekul dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
a. Monosakarida,
karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dan tidak diuraikan lagi.
Golongan ini yaitu glukosa dan fruktosa
b. Disakarida,
karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
sukrosa, maltosa dan laktosa
c. Polisakarida,
karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
patim glikogen dan selulosa
Penentuan Karbohidrat
dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang merupakan
gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai
berikut :
R-CHO
+ 2 Cu2+ à
R-COOH + Cu2O
2
Cu2+ + 4 I- à
Cu2I2 + I2
2
S2O32- + I2 à
S4O62- + 2 I-
Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam
larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa
yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas
untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses
titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat
zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang
bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat
zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara
jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas
ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3
sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum,
maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur
kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff
Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan
I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan
yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari
penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh
dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis
Karbohidrat
·
Peran
dalam biosfer
Fotosintesis
menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung
atau tidak langsung. Organisme autotrof
seperti tumbuhan hijau, bakteri,
dan alga fotosintetik
memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof,
termasuk manusia,
benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis,
karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk
mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida
3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar
senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya
glukosa, selulosa, dan amilum.
·
Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan
dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel
tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain
itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk
sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam
amino
dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup
tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya
padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi
jalar),
dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh
manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu
bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat
menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna
selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis
dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu
makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang
sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Selain sebagai sumber energi,
karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur
sel dengan mengikat protein dan lemak.
·
Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi
simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan
gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan.
Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk
kloroplas. Dengan mensintesis
pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan
bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada
sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk
jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari
kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
·
Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida
struktural. Misalnya, selulosa
ialah komponen utama dinding
sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam
air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian
berkayu dari jaringan tumbuhan.[10]
Kayu terutama terbuat dari
selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya
dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun
kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga,
laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan
lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika
dilapisi kalsium karbonat. Kitin
juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur
gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding
sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi
perlindungan fisik bagi membran
sel yang lunak dan sitoplasma
di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul
gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan
terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas
protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot.
Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada
permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida
dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia
pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada
permukaan sel darah merah.
- See more at: http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html#sthash.qXPgbIGX.dpufAlat : - Neraca Digital
- Erlenmeyer asah 250 ml
- Sendok zat
- Labu semprot
- Pipet volum 25 ml
- Gelas piala
- Gelas ukur
- Buret
- Pipet tetes
Bahan : - Contoh ( mi instan )
- HCl 3 %
- NaOH 3,25 %
- Aquadest
- Larutan tio 0,1 N
- Indikator PP
- Luff
- KI 30%
- H2SO4 25 %
- Indicator amilum
Cara Kerja :
Sampel :
1. Ditimbang 3 gram contoh ke dalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 25 ml HCl 3%
3. Dididihkan 1,5 jam pada pendingin tegak
4. Dimasukkan dalam labu ukur 200 ml
5. Dinetralkan dengan NaOH 3,25% (indicator PP)
6. Diimpitkan hingga 250 ml
7. Disaring
Filtrate :
1. Dipipet 10 mldalam Erlenmeyer asah
2. Ditambahkan 25 ml luff dan 15 ml H2O
3. Dididihkan 10 menit dengan pendingin tegak
4. Didinginkan
5. Ditambahkan KI 30% 10 ml dan 25 ml H2SO4 25%
6. Dititrasi dengan tio 0,1 N terstandarisasi dengan indicator kanji
7. Dibandingkan terhadap blanko.
Pengamatan :
Volume titrasi sampel : 6,40 ml
Volume titrasi blanko : 44,90 ml
Bobot sampel : 3,0024 g = 3002,4 mg
Perhitungan :
1. AT = (B-Spl) ml x Ntio standar
Ntio standar
= (44,90 – 6,4) ml x 0,1000
0,1000
= 38,5 ml
= 3,85 x 10 ml
3,85 = 7,2 + (0,85 x 2,5)
= 7,2 + (2,125)
= 9,325 x 10 mg
= 93,25 mg
2. % karbohidrat = FP x mg glukosa
X100 %
Mg sampel
= 25 x 93,25 mg
X100 %
3002,4 mg
= 77,64 %
Kesimpulan
:
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kadar karbohidrat yang didapatkan dalam sampel (mi instan) ialah 77,64 %
daftar pustaka : http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html