Nama : Aldy Himawan Nuari
Kelas / Kelompok: : 3c/ c.1.1
NIS : 114623
Tanggal Mulai : 19 / 08 / 2013
Tanggal Selesai : 19 / 08 / 2013
Judul Penetapan : Penentapan Bilangan Peroksida
Tujuan Penetapan : Untuk menentukan kadar ketengikan minyak atau lemak
Dasar Prinsip : Bilangan peroksida sebagai jumlah asam lemak teroksidasi ditentukan berdasarkan jumlah Iod yang terbentuk dari reaksi peroksida dalam minyak dengan ion iod yang sebanding dengan kadar peroksida sampel
Reaksi : R-OOH + KI + H2O --> R-OH + I2 + KOH
I2 + 2Na2S2O3 --> 2NaI + Na2S4O6
Landasan Teori :
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting
dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber
utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak
berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak
jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting
yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur,
rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu
menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah
satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target
untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk
menjadi berbahaya.
Analisis lemak dalam makanan meliputi :
• Kadar lemak total
• Jenis lemak yang ada
• Sifat fisikokima lemak, seperti kristalisasi, titik leleh, titik asap, rheologi, densitas dan
warna
• Struktur lemak dalam makanan
Analisis lemak dalam makanan meliputi :
• Kadar lemak total
• Jenis lemak yang ada
• Sifat fisikokima lemak, seperti kristalisasi, titik leleh, titik asap, rheologi, densitas dan
warna
• Struktur lemak dalam makanan
2. Sifat Lemak dalam Makanan
Lemak biasanya dinyatakan sebagai komponen yang larut dalam pelarut organik (seperti eter, heksan atau kloroform), tapi tidak larut dalam air. Senyawa yang termasuk golongan ini meliputi triasilgliserol, diasilgliserol, monoasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid, sterol, karotenoid dan vitamin A dan D. Fraksi lemak sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul. Namun triasilgliserol merupakan komponen utama sebagian besar makanan, jumlahnya berkisar 90-99% dari total lemak yang ada. Triasilgliserol merupakan ester dari tiga asam lemak dan sebuah molekul gliserol. Asam lemak yang ditemukan di makanan bervariasi panjang rantainya, derajat ketidakjenuhannya dan posisinya pada molekul gliserol. Akibatnya fraksi triasilgliserol sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul yang berbeda. Masing-masing jenis lemak mempunyai profil lemak yang berbeda yang menentukan sifat fisikokimia dan nutrisinya. Istilah lemak, minyak dan lipid sering digunakan secara berbeda oleh ahli makanan. Umumnya yang dimaksud lemak adalah lipid yang padat, sedangkan minyak adalah lipid
yang cair pada suhu tertentu.
Lemak biasanya dinyatakan sebagai komponen yang larut dalam pelarut organik (seperti eter, heksan atau kloroform), tapi tidak larut dalam air. Senyawa yang termasuk golongan ini meliputi triasilgliserol, diasilgliserol, monoasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid, sterol, karotenoid dan vitamin A dan D. Fraksi lemak sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul. Namun triasilgliserol merupakan komponen utama sebagian besar makanan, jumlahnya berkisar 90-99% dari total lemak yang ada. Triasilgliserol merupakan ester dari tiga asam lemak dan sebuah molekul gliserol. Asam lemak yang ditemukan di makanan bervariasi panjang rantainya, derajat ketidakjenuhannya dan posisinya pada molekul gliserol. Akibatnya fraksi triasilgliserol sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul yang berbeda. Masing-masing jenis lemak mempunyai profil lemak yang berbeda yang menentukan sifat fisikokimia dan nutrisinya. Istilah lemak, minyak dan lipid sering digunakan secara berbeda oleh ahli makanan. Umumnya yang dimaksud lemak adalah lipid yang padat, sedangkan minyak adalah lipid
yang cair pada suhu tertentu.
Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida didefinisikan sebagai miliequivalen (mEq) peroksida per kg sampel. Bilangan peroksida ditentukan dengan titrasi redoks. Diasumsikan bahwa senyawa yang bereaksi di bawah kondisi uji adalah peroksida atau produk sejenis dari oksidasi lipid. Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik ensimatik maupun non-ensimatik. Di antara kerusakan minyak yang mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autooksidasi yang paling besar pengaruhnya terhadap cita rasa. Hasil yang diakibatkan oksidasi lemak antara lain peroksida, asam lemak, aldehid dan keton. Bau tengik atau ransid terutama disebabkan oleh aldehid dan keton. Untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak dapat dinyatakan sebagai angka peroksida atau angka asam thiobarbiturat (TBA) (Sudarmadji et. al., 1989).
Bilangan peroksida didefinisikan sebagai miliequivalen (mEq) peroksida per kg sampel. Bilangan peroksida ditentukan dengan titrasi redoks. Diasumsikan bahwa senyawa yang bereaksi di bawah kondisi uji adalah peroksida atau produk sejenis dari oksidasi lipid. Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik ensimatik maupun non-ensimatik. Di antara kerusakan minyak yang mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autooksidasi yang paling besar pengaruhnya terhadap cita rasa. Hasil yang diakibatkan oksidasi lemak antara lain peroksida, asam lemak, aldehid dan keton. Bau tengik atau ransid terutama disebabkan oleh aldehid dan keton. Untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak dapat dinyatakan sebagai angka peroksida atau angka asam thiobarbiturat (TBA) (Sudarmadji et. al., 1989).
Bilangan
peroksida didefiniskan sebagai jumlah meq peroksida dalam setiap 1000 g
(1 kg) minyak atau lemak. Bilangan peroksida ini menunjukan tingkat
kerusakan lemak atau minyak (Rohman, 2007).
Penentuan
peroksida kurang baik dengan cara iodometri biasa meskipun peroksida
bereaksi sempurna dengan alkali iod. Hal ini disebabkan karena peroksida
jenis lainnya hanya bereaksi sebagian. Di samping itu dapat terjadi
kesalahan yang disebabkan oleh reaksi antara alkali iodida dengan
oksigen dari udara (Ketaren, 1986).
Proses
oksidasi yang distimulir oleh logam jika berlangsung dengan intensif
akan mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna (menjadi semakin
gelap). Keadaan ini jelas sangat merugikan sebab mutu minyak sawit menjadi menurun.
Bila suatu lemak dipanaskan, pada suhu tertentu timbul asap tipis kebiruan. Titik ini disebut titik asap (smoke point). Bila pemanasan diteruskan akan tercapai flash point, yaitu minyak mulai terbakar (terlihat nyala). Jika minyak sudah terbakar secara tetap disebut fire point. Suhu terjadinya smoke point
ini bervariasi dan dipengaruhi oleh jumlah asam lemak bebas. Jika asam
lemak bebas banyak, ketiga suhu tersebut akan turun. Demikian juga bila
berat molekul rendah, ketiga suhu itu lebih rendah. Ketiga sifat ini
penting dalam penentuan mutu lemak yang digunakan sebagai minyak goreng
(Winarno, 2002).
Titik
asap adalah temperatur pada saat minyak atau lemak menghasilkan asap
tipis yang kebiru-biruan pada pemanasan tersebut. Titik asap, titik
nyala dan titik api adalah kriteria mutu yang terutama penting dalam
hubungannya dengan minyak yang digunakan untuk menggoreng (Ketaren,
1986).
Titik
asap minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kacang berkisar pada
suhu 232°C jika kandungan asam lemak bebasnya 0,01% dan 93°C jika
kandungan asam lemak bebasnya 100%. Tingkat ketidak-jenuhan hampir tidak
mempengaruhi titik asap lemak (Fardiaz et. al., 1992).
Menurut
dr. Saridian Satrix, ahli gizi dari RSU Bekasi menyatakan jika pada
saat menggoreng terlihat minyaknya berasap maka itu menandakan titik
lemak Jenuhnya sudah sangat tinggi dan menimbulkan akroleln. Minyak
goreng yang baik memiliki titik asap yang cukup tinggi, yaitu di atas
250 derajat celcius. Namun bila minyak tersebut digunakan secara
berulang-ulang, titik asapnya akan menurun sehingga akrolein semakin
cepat terbentuk (Satrik, 2010).
Minyak yang telah terhirolisis, smoke point-nya
menurun, bahan-bahan menjadi coklat, dan lebih banyak menyerap minyak.
Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas
bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi
untuk menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya (Winarno, 2002).
Aplikasi :Bilangan peroksida mengukur produk transisi dari oksidasi
(setelah terbentuk, peroksida dan hidroperoksida berubah jadi produk
lain). Nilai yang rendah menunjukkan awal maupunoksidasi lanjut, yang
bisa dibedakan dengan mengukur bilangan peroksida dari waktu kewaktu
atau dengan mengukur produk oksidasi sekunder. Untuk penentuan dalam
sampel makanan, kerugian dari metode ini adalah sampel yang digunakan
sekitar 5 g, sehingga sulit mendapat jumlah yang cukup bila sampel akann
rendah lemak.Makanan berkualitas baik, lemak dan minyak yang berbau
segar akan mempunyai bilanganperoksida nol atau mendekati nol. Bilangan
peroksida >20 menunjukkan kualitas minyak ataulemak yang sangat
buruk, biasanya teridentifikasi dari bau yang tidak enak. Untuk
minyakkedelai, bilangan peroksida 1-5, 5-10 dan >10 menunjukkan
berturut-turut tingkat oksidasirendah, sedang dan tinggi.
Alat dan Bahan :
Alat :
1. Buret
2. Statif
3. Erlenmeyer Asa
4. Gelas Piala 500 ml
5. Gelas Ukur 100 ml
6. Corong
7. Pengaduk
8. Neraca Analitik
9. Pipet Tetes
Bahan :
1. Sample (Minyak)
2. CH3COOH
3. CHCl3
4. CH3CH2OH
5. KI
6. Na2S2O3
7. Kanji
8. H2O bebas Oksigen
9. Aquadest
Cara Kerja :
- Minyak 10 gram
1. Ditimbang teliti dalam erlenmeyer asa
2. Ditambahkan 30 mL larutan bilangan peroksida
3. Setelah larut ditambah KI 1 gram
4. Didiamkan 30 menit dalam tempat gelap sambil dihomogenkan setiap 1 menit
5. Ditambahkan 50 ml air bebas oksigen
6. Dititrasi dengan larutan Tio 0,02 N menggunakan indikator kanji (a ml) dibandingkan juga dengan blanko (b ml)
- Data
Pengamatan :
1. Warna larutan sebelum ditambahkan indikator kanji : coklat
2. Warna larutan setelah ditambahkan indikator kanji : hitam
3. Warna larutan setelah titik akhir tercapai : tak berwarna
4. Volume penitar blanko (b) : 0.8 ml
5. Volume penitar sample (a) : 33.5 ml
Perhitungan :
Kesimpulan : Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa bilangan peroksida yang terdapat dalam minyak sample minyak adalah 0.0005 meq/mg
Daftar Pustaka : http://dwikrisnafatoni-sweetheart.blogspot.com/2012/11/angka-peroksida.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar